A friend sent me a song, a dedication in reply to my broken-hearted-letter.
Song – ‘2 Sedjoli’
Usap air mu yg menitis di pipi mu
Ku pastikan semuanya akan baik-baik saja
Bila kau terus pandangi, langit tinggi di angkasa
Takkan ada habisnya segala hasrat didunia
Hawa tercipta didunia untuk menemani sang Adam
Begitu juga dirimu
Tercipta tuk temani aku
Renungkan sejenak arti hadirmu di sini
Jangan pernah ingkari dirimu adalah wanita
Harusnya dirimu menjadi, perhiasan sangkar maduku
Walau pun kadang diriku bertekuk lutut dihadapmu
Hawa tercipta didunia untuk menemani sang Adam
Begitu juga dirimu
Tercipta tuk temani aku
Harusnya dirimu menjadi, perhiasan sangkar maduku
Walau pun kadang diriku bertekuk lutut dihadapmu
Hawa tercipta didunia untuk menemani sang Adam
Begitu juga dirimu
Tercipta tuk temani aku,( menemani aku….)
Bukalah pintu jiwamu, dengar bisikan sanubari
Semua adalah isyarat, isyarat dari Sang Pencipta
Song – ‘2 Sedjoli’
Usap air mu yg menitis di pipi mu
Ku pastikan semuanya akan baik-baik saja
Bila kau terus pandangi, langit tinggi di angkasa
Takkan ada habisnya segala hasrat didunia
Hawa tercipta didunia untuk menemani sang Adam
Begitu juga dirimu
Tercipta tuk temani aku
Renungkan sejenak arti hadirmu di sini
Jangan pernah ingkari dirimu adalah wanita
Harusnya dirimu menjadi, perhiasan sangkar maduku
Walau pun kadang diriku bertekuk lutut dihadapmu
Hawa tercipta didunia untuk menemani sang Adam
Begitu juga dirimu
Tercipta tuk temani aku
Harusnya dirimu menjadi, perhiasan sangkar maduku
Walau pun kadang diriku bertekuk lutut dihadapmu
Hawa tercipta didunia untuk menemani sang Adam
Begitu juga dirimu
Tercipta tuk temani aku,( menemani aku….)
Bukalah pintu jiwamu, dengar bisikan sanubari
Semua adalah isyarat, isyarat dari Sang Pencipta
Comments
Post a Comment
Please write your comment and thoughts peacefully.